MODUL DIFUSI INOVASI
“BUDIDAYA
IKAN GURAME METAK , PROGRESIF PEREKONOMIAN MASYARAKAT TELAGA NGEBEL, NGEBEL,
KABUPATEN PONOROGO”
TUGAS
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Difusi Inovasi
Yang dibina oleh Ibu Endang Sri
Redjeki
Disusun
Oleh Kelompok 2 :
Adin Ariyanti Dewi 120141400986
Eli Rahmawati 120141400996
Erike Mutiara Fatihah 120141411461
Finda Dwi Ayuni 120141411455
Rian Firmansyah 120141411452
Suprapto 120141400991
Wahyudi 120141400999
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Desember 2013
DAFTAR
ISI
A. BAB I (PENDAHULUAN)
Rumusan
Tujuan 2
Kerangka
Topik 2
B. BAB II (PEMBAHASAN)
Deskripsi
dan Prasyarat Belajar 4
Manfaat
Metode 8
Kelebihan
dan Kekurangan Metode 8
Tugas
dan Latihan 9
TINJAUAN
PUSTAKA 10
i
“Budidaya Ikan Gurame “Metak”, Progresif
Perekonomiam Masyarakat Telaga Ngebel”
Saat
ini obyek wisata di Kabupaten Ponorogo sudah semakin beragam, selain Tari Reog
Ponorogo yang menjadi suatu simbol Kabupaten tersebut, baru-baru ini Telaga
Ngebel yang terletak di sebelah timur Kabupaten Ponorogo tepatnya di Kecamatan
Ngebel pun telah menjadi salah satu aset penghasilan Kabupaten Ponorogo.
Seiring berkembangnya jaman kini Telaga Ngebel telah berubah menjadi obyek
wisata yang bagus untuk dikunjungi baik oleh masyarakat sekitar Kabupaten
Ponorogo maupun masyarakat luar kota. Di akhir pekan atau di hari libur
nasional maupun liburan semester
biasanya Telaga Ngebel menjadi tempat destinasi yang pasti di kunjungi
masyarakat. Selain Telaga Ngebel tempatnya masih sangat asri, di sana telah
banyak dibudidayaan ikan nila di sekitar telaga dengan metode tambak.
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Rumusan Tujuan
Tujuan pembuatan modul ini adalah untuk
memudahkan para pembaca untuk membudidayakan ikan khususnya ikan gurami dengan
menggunakan motode tambak “METAK”. Membudidayakan disini maksutnya ialah ketika
mereka mulai membuat tambak, memilih benih ikan yang bagus, pemberian makanan
pada ikan, pemanenan hingga sampai proses penjualan ikan. Modul ini tentunya
sangat membantu masyarakat di daerah Ponorogo khususnya untuk meningkatkan
hasil ekonominya di bidang perikanan. Karena sebagian besar wilayah di Ponorogo
memiliki asset yang bermanfaat salah satunya dapat di gunakan sebagai tambak
ikan. Untuk dijadikan dasar, agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam
membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar,khususnya ikan gurami.
II.
Kerangka Topik
Sebenarnya pembudidayaan ikan nila ini sudah
berlangsung lama bahkan telah turun-temurun menjadi mata pencaharian
masyarakat, khususnya masyarakat Telaga Ngebel. Akan tetapi biaya yang
dibutuhkan untuk pembudidayaan dan hasil yang di dapat tidaklah berbeda jauh
sehingga mengakibatkan petani ikan nila tersebut pun sulit untuk mengembangkan
usahanya. Selain itu banyak faktor lain yang juga menjadi hambatan para petani
ikan ini. Secara internal maupun eksternal mayarakat sekitar mengalami berbagai
kendala di dalam pembudidayaan ikan nila. Secara internal mereka hanya
asal-asalan sehingga pembudidayaan ikan nila tersebut sulit untuk menghasilkan
ikan nila yang bermutu tinggi. Sedangkan secara eksternal dengan banyaknya
wisatawan yang berkunjung ke Telaga Ngebel membuat warga sekitar atau orang
luar khususnya yang tidak membudidayakan ikan nila, memberikan hiburan-hiburan lain bagi wisatawan, seperti
kapal jet maupun perahu yang megelilingi telaga tersebut.
Dengan banyaknya permasalahan yang complicated (rumit) tersebut, seharusnya
masyarakat menjadi lebih produktif dalam membudidayakan berbagai jenis ikan air
tawar, dan salah satu ikan yang cukup mudah dan menghasilkan harga yang cukup
fantastis untuk di jual di pasaran adalah budidaya ikan gurame. Metode
pelatihan budidaya ikan Gurame Metak atau metode tambak sepertinya merupakan
hal baru yang belum pernah ada di Telaga Ngebel sebelumnya. Metode baru yang
cukup efektif untuk diterapkan. Banyak faktor yang dapat dipertimbangkan para petani
apabila mereka ingin beralih dengan pembudidayaan ikan nila ke ikan gurame.
Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Apabila
dibandingkan dengan ikan nila harga bibit ikan gurame jauh lebih terjangkau
serta ketika panen ukuran ikan gurame siap konsumsi pun juga sedikit lebih
berat. 2. Dari sisi pembudidayaan, antara ikan nila dan ikan gurame cara
mengembangkan dan membudidayakan ikan tersebut pun tidak jauh berbeda sehingga
petani tidak perlu melakukan pelatihan-pelatihan khusus dalam pembudidayaannya.
3. Permintaan akan ikan gurame di Indonesia dari tahun ke tahun cendrung
meningkat, hal ini dapat dibuktikan dengan melonjaknya harga ikan tersebut
dipasaran bahkan untuk wilayah perkotaan distribusi ikan gurame harus di
datangkan dari pelosok-pelosok nusantara. Pemdudayaan ikan memang harus
disesuaikan berbagai aspek, dan mekanisme kerja yang efektif. Bardasarkan latar
belakang itulah, kami ingin mengadakan pelatihan khususnya bagi pembudidaya
ikan gurame di daerah sekitar Telaga Ngebel. Yang mana dengan adanya pelatihan
pembudidayaan ikan gurame ini, akan lebih memberikan kontribusi khususnya dalam
bidang ekonomi, karena memang Telaga Ngebel merupakan tempat yang potensial
untuk pembudidayaan ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
III.
Deskripsi dan Prasyarat Belajar
Metode yang digunakan
dalam pelatihan pembudidayaan ikan gurame adalah sebagai berikut:
6.1
Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan
untuk menciptakan komunikasi serta dialog dengan masyarakat untuk meningkatkan
tentang pengertian masyarakat tentang cara membudidayakan ikan nila melalui
metode tambak. Tahap sosialisasi ini meru-pakan tahap yang sangat penting,
sebab untuk meyakinkan masyarakat agar mereka bersedia untuk menerima dan
mengimplementasikan langkah-langkah efektif dalam membudidayakan ikan gurame.
Tahap dan metode
sosialisasi ini meliputi: Pertemuan formal dengan aparat Desa setempat,
pertemuan formal dengan masyarakat maupun pertemuan informal dengan masyarakat
setempat baik itu kunjungan rumah, diskusi kelompok maupun berpartisipasi dalam
kegiatan masyarakat.
6.2
Tahap Pelaksanaan
a)
Di
dalam tahap pelaksanaan ini masyarakat di model-model pelatihan pembudidayaan
ikan gurame dengan metode tambak. Dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan
antara lain :
Ø Persiapan Pembuatan Tambak
Jenis tambak yang ideal untuk pemeliharaan ikan gurame yaitu kedalaman tambak sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan
tingkat kesuburan tambak dimana
kedalaman tambak berpengaruh
pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan
dalam air, sehingga menyebabkan terse-dianya makanan alami bagi ikan dalam tambak. Sehingga ekosistem ikan nila akan tetap terpelihara
dengan baik.
Ø
Penebaran
Benih
Ciri-ciri benih yang baik adalah
yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang
dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih.
Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada
larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2
hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan
aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga
air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan
benih dikeluarkan. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
sebelum penebaran benih adalah :
a)
Benih ikan
Gurame harus dipilih yg sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit & tdk
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dlm kantong plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b)
Air yg
dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama & penyakit serta
bahan organik lainya.
c)
Sebelum
diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat
pemberokan berupa bak yg berisi air bersih & dengan aerasi yg baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1mx1m atau 2mx0,5m. Dengan ukuran
tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor
dengan ukuran 3-5cm. Jumlah benih dlm pemberokan harus disesuaikan dengan
ukuran benihnya.
Ø
Pemberian
Pakan
Jenis pakan yang baik berupa
pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan
tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah
diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh
ikan. Makanan pokok ikan gurame berupa pelet
yg dapat diatur gizinya, namun di daerah yg agak sulit memperoleh pelet,
daun-daunan merupakan alternatif yg sangat baik untuk dijadikan makanan ikan,
diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi
jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yg teratur dengan kualitas
dan kuantitas yg tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat.
Induk-induk gurame yg sehat dan terjamin makanannya dapat dipisahkan dua kali setahun
berturut-turut selama 5 tahun.
Faktor lain yang tidak kalah penting
adalah pemupukan. Pemupukan dapat
dilakukan dengan bahan kimia & pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya
dilakukan 1 kali dlm setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan
makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada
waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yg diberikan adalah pupuk kandang
sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit
sampai mencapai ketinggian 10 cm & dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap
berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau
pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk
tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar & sudut kolam.
Ø Pemanenan
Di dalam tahap pemanenan ini terdapat dua tahap yang
harus selalu diperhatikan oleh petani ikan Gurame. Tahapan itu antara lain
sebagai berikut ini :
a)
Penangkapan
Pemanenan
benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan
air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah
jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan
membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat
baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan hasil
pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen.
Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2
tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk
ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor.
Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5
kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit,
penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat
menyebabkan ikan terluka.
b)
Pembersihan
Setelah
air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan
dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame
saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan,
harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan
selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar.
Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
Ø Pemasaran
Potensi pasar untuk ikan nila
masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila
yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi
semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat
Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam peman-cingan ikan, pasar-pasar
tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.
Pemasaran benih ikan dan ikan gurami konsumsi dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung. Pada jalur pemasaran benih, pemasaran secara
langsung dilakukan oleh petani pembenih kepada petani pembesar ikan, sedangkan
pada jalur pemasaran ikan gurami konsumsi dilakukan oleh petani pembesar kepada
konsumen akhir (misalnya konsumen rumah tangga di pasar). Pemasaran tidak
langsung dilakukan melalui lembaga perantara (pengepul, bandar, pedagang besar
dan pengecer). Pola distribusi secara tidak langsung bervariasi dapat
menggunakan satu sampai empat lembaga perantara. Sehingga, karena pada setiap
cabang pemasaran pelaku mengambil keuntungan, maka dengan semakin panjangnya
jalur distribusi pemasaran mengakibatkan harga ikan gurami yang diterima
konsumen akhir menjadi semakin tinggi.
a)
Pemasaran benih
Benih yang dihasilkan oleh pendeder dapat langsung di
jual kepada pembesar ikan yang menjadi langganannya secara langsung atau
melalui pedagang parantara. Penjualan benih biasanya disertai jaminan terhadap
resiko kematian selama beberapa waktu tertentu (biasanya 1 sampai dengan 2
minggu), tergantung kesepakatan antara pembeli dengan penjual. Transaksi
penjualan benih dapat dilakukan di pasar ikan atau di kolam ikan. Biasanya
permintaan benih meningkat setelah hari raya yaitu untuk memenuhi kebutuhan
benih yang akan dibesarkan setelah ikan gurami ukuran konsumsi habis di panen
untuk hari raya.
b)
Pemasaran gurami konsumsi
Ikan gurami konsumsi di jual dari pembudidaya kepada
pedagang pengumpul untuk selanjutnya di jual kepada pengecer yang diteruskan kepada
konsumen akhir. Namun demikian ada kalanya pembudidaya ikan langsung menjual
kepada konsumen akhir. Biasanya penjualan ikan gurami konsumsi meningkat pada
saat perayaan hari-hari besar
6.2
Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi
merupakan tahap akhir yang diperlukan untuk dijadikan parameter pelaksanaan
program ini. Sehingga dengan adanya tahap evaluasi ini dapat diketahui
kendala-kendala apa saja yang menjadi hambatan selama pelaksanaan program
pelatihan budidaya ikan nila ini. Sehingga untuk bekerlanjutannya dapat
meminimalisir berbagai kendala tersebut.
IV.
Manfaat Metode
Modul pembudidayaan ikan gurame merupakan modul baru
yang diharapkan dapat meningkatkan produktifitas masyarakat Telaga Ngebel.
Dengan adanya inovasi ini menjadikan masyarakat memperoleh soft-skill dalam bidang pembudidayaan ikan gurame. Sehingga yang
pada akhirnya dapat menjadikan Telaga Ngebel menjadi salah satu distributor
ikan terbesar di kabu-paten Ponorogo.
V.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
a.
Kelebihan
§ Meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar khususnya pembudidaya ikan nila dan eksplorasi wilayah tambak.
§ Semakin banyaknya pembudidaya ikan nila dari
kalangan masyarakat sekitar telaga Ngebel.
§ Tingkat permintaan konsumsi ikan nila
semakin meningkat di pasaran
§ Menjadikan Telaga Ngebel menjadi salah
satu distribusi ikan nila terbesar di Kabupaten Ponorogo.
b.
Kekurangan
§ Dalam proses
distribusi masih mengalami kendala, yang menjadikan minat konsumen rendah.
§ Proses pemasaran
cenderung mengalami pasang surut.
§ Terkadang pemesanan
benih tidak sesui dengan harapan.
§ Rawan terhadap
pencemaran air di lingkungan tambak.
VI.
Tugas dan Latihan
Hal
yang harus dilakukan pembaca setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut.
1. Langkah-langkah pembuatan tambak!
2. Teknik penebaran benih!
3. Cara pemberian pakan!
4. Teknik pemanenan!
5. Cara pemasaran hasil panen!
TINJAUAN PUSTAKA
Dani, Abdul R dan Sutjiati. 1985. Ekologi Ikan.
Fakultas Perikanan UniversitasBrawijaya. Malang.
Fauran, Hendry A.
2009. Aspek Biologi Pertumbuhan, Reproduksi dan Kebiasaan
Makan Ikan Selar Kuning (Caranx Leptolepsis). Departemen sumber daya perikananFakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hadie, Wartono dan
J.Cupriatna. 1984. Pengembangan Udang Galah dalam Hatcherydan
Budidaya. Kansius. Jakarta.