KONSEP
DASAR DIFUSI INOVASI DALAM KAJIAN KOMUNIKASI
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas matakuliah
Difusi
Inovasi
Yang
dibina oleh Bu. Endang Sri Redjeki
Oleh
:
Kelompok
2
Adin
Aryanti Dewi (120141400986)
Eli
Rahmawati (120141400996)
Erike
Mutiara Fatihah (120141411461)
Finda
Dwi Ayuni (120141411455)
Rian
Firmansyah (120141411452)
Suprapto (120141400991)
Wahyudi (120141400999)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
November
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia dengan
akalnya telah dapat menunjukkan kelebihan anugerah Tuhan dengan kemampuannya
menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk menguasai,
memanfaatkan dan mengembangkan lingkungannya untuk kemajuan dan kesejahteraan
hidupnya.
Pada mulanya
ada tiga hal yang menjadi dasar kebangkitan kemajuan kehidupan umat manusia
yaitu diciptakananya bahasa tulis kira-kira lima atau enam ribu tahun yang
lalu, disusul dengan kemampuan mengoperasikan hitungan sederhana kira-kira
seribu tahun kemudian dan diciptakannya mesin cetak sekitarlima ratus tahun
yang lalu.
Dengan bahasa
tulisan kita mampu merekam (mencatat) berbagai macam informasi secara permanen
serta mampu mengirim pesan dengan menerobos keterbatasan ruang dan waktu.
Hasil kemajuan
teknologi memang dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia , tetaapi kemajuan dan perubahan ini terkadang banyak orang yang masih
belum mau menerima apalagi melaksanakannya. Bahkan banyak pula yang menyadari
bahwa sesuatu yang baru itu bermanfaat baginya, tetapi belum juga mau menerima
dan mau menggunakan atau menerapkannya.
Dari
permasalahan ini ternyata memang ada jarak antara mengetahui dan mau menerapkan
serta menggunakan atau menerapkan ide yang baru tersebut. Maka dalam proses
penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana cara mempercepat diterimanya
suatu inovasi dalam masyarakat(sasaran penyebaran informasi). Untuk memecahkan
masalah tersebut maka difusi inovasi menarik perhatian para ahli pengembangan
masyarakat dan dipelajari secara mendalam.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep difusi inovasi?
2. Apa saja elemen-elemen difusi inovasi?
3. Bagaimana keputusan inovasi?
4. Bagaimana proses terjadinya pengadopsian inovasi?
5. Apa saja komponen
sistem sosial dalam penyebaran inovasi?
6. Bagaimana saluran komunikasi dalam proses difusi?
7.
Bagaimana mengkombinasikan saluran
interpersonal dengan media massa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Difusi Inovasi
Hanafi
(dalam Rogers: 35) berpendapat proses difusi merupakan proses pengkomunikasian
inovasi melalui saluran-saluran dalam waktu tertentu bagi para anggota sistem
sosial. Pada proses menyebaran pesan-pesan dari gagasan baru, diperlukan
kerjasama antara pemberi pembaharuan dengan peranan pemimpin atau tokoh
masyarakat dan masyarakat yang menerima perubahan tersebut.
Difusi
Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983)
mendefinisikan
Difusi sebagai proses dimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara
para anggota suatu sistem sosial (the process by which an innovation is
communicated through certain channels overtime among the members of a social
system). Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis
perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi sistem sosial.
Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau
benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat.
Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh
sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung
apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda
tersebut.
Dari kedua
padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah suatu proses penyebar serapan
ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu
kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang
yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Tujuan
utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan,
tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial
tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi
sampai kepada masyarakat.
2.2 Elemen Difusi Inovasi
Menurut Rogers (1983) dalam proses
difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: suatu inovasi,
dikomunikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan
terjadi diantara anggota-anggota suatu sistem sosial.
1. Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang
dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
2. Saluran
komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari
sumber kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu
inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi
yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi
dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka
saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3. Jangka
waktu, yakni
proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan
untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a)
proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang (relatif lebih
awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian
inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem
sosial merupakan
kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2.3 Proses
Putusan Inovasi
Penerimaan atau penolakan suatu
inovasi adalah keputusan yang dibuat seseorang/individu dalam menerima suatu
inovasi. Menurut Rogers (1983), proses pengambilan keputusan inovasi adalah proses
mental dimana seseorang/individu berlalu dari pengetahuan pertama mengenai
suatu inovasi dengan membentuk suatu sikap terhadap inovasi, sampai memutuskan
untuk menolak atau menerima, melaksanakan ide-ide baru dan mengukuhkan terhadap
keputusan inovasi. Pada awalnya Rogers (1983) menerangkan bahwa dalam upaya
perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru, terjadi berbagai
tahapan pada seseorang tersebut, yaitu:
1. Tahap
Awareness (Kesadaran), yaitu tahap seseorang tahu dan sadar ada terdapat suatu
inovasi sehingga muncul adanya suatu kesadaran terhadap hal tersebut.
2. Tahap
Interest (Keinginan), yaitu tahap seseorang mempertimbangkan atau sedang
membentuk sikap terhadap inovasi yang telah diketahuinya tersebut sehingga ia
mulai tertarik pada hal tersebut.
3. Tahap
Evaluation (Evaluasi), yaitu tahap seseorang membuat putusan apakah ia menolak atau
menerima inovasi yang ditawarkan sehingga saat itu ia mulai mengevaluasi.
4. Tahap
Trial (Mencoba), yaitu tahap seseorang melaksanakan keputusan yang telah
dibuatnya sehingga ia mulai mencoba suatu perilaku yang baru.
5. Tahap
Adoption (Adopsi), yaitu tahap seseorang memastikan atau
mengkonfirmasikan putusan yang diambilnya sehingga ia mulai mengadopsi perilaku
baru tersebut.
Dari pengalaman di lapangan ternyata
proses adopsi tidak berhenti segera setelah suatu inovasi diterima atau
ditolak. Kondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan
penerima adopsi. Oleh sebab itu, Rogers (1983) merevisi kembali teorinya
tentang keputusan tentang inovasi yaitu: Knowledge (pengetahuan), Persuasion
(persuasi), Decision (keputusan), Implementation (pelaksanaan), dan
Confirmation (konfirmasi).
1. Tahap
pengetahuan.
Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Tahapan ini juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) Karakteristik sosial-ekonomi, (2) Nilai-nilai pribadi dan (3) Pola komunikasi.
Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Tahapan ini juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) Karakteristik sosial-ekonomi, (2) Nilai-nilai pribadi dan (3) Pola komunikasi.
2. Tahap
persuasi.
Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan karakteristik inovasi itu sendiri, seperti: (1) Kelebihan inovasi, (2) Tingkat keserasian, (3) Kompleksitas, ( 4) Dapat dicoba dan (5) Dapat dilihat.
Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan karakteristik inovasi itu sendiri, seperti: (1) Kelebihan inovasi, (2) Tingkat keserasian, (3) Kompleksitas, ( 4) Dapat dicoba dan (5) Dapat dilihat.
3. Tahap
pengambilan keputusan.
Pada tahap ini individu mengambil konsep inovasi dan menimbang keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah akan mengadopsi atau menolak inovasi.
Pada tahap ini individu mengambil konsep inovasi dan menimbang keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah akan mengadopsi atau menolak inovasi.
4. Tahap
implementasi.
Pada tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang berbeda-beda
Pada tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang berbeda-beda
Pada proses pengadopsian inovasi
diperlukan seseorang yang mempunyai peranan dimasyarakat agar proses
pengadopsian berjalan dengan baik. Anggota masyarakat yang beperan sebagai
tokoh atau pemimpin dapat memberikan informasi dan nasehat kepada banyak orang
di dalam sistem itu mengenai inovasi.
Menurut Rost (dalam Rogers, 1994)
pemimpin atau tokoh masyarakat mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses-proses
mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi para
pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian
dari aktivitas kerja untuk mencapai sasaran tersebut, motivasi dari para
pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama atau teamwork,
serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada di luar
kelompok atau organisasi.
Dapat dikatakan bahwa difusi inovasi merupakan satu bentuk
komunikasi yang berhubungan dengan suatu pemikiran baru. Rogers (1971)
mengemukakan beberapa model penyebaran informasi (komunikasi) dalam peranannya
mempengaruhi masyarakat yaitu:
a)
Model
komunikasi satu tahap (One step flow model). Model ini menyatakan bahwa
informasi mengalir langsung berpengaruh pada audiensnya tanpa membutuhkan
perantara atau media massa langsung pada audiens.
b)
Model
Komunikasi dua tahap (Two step flow model). Dalam model ini, informasi pada
mulanya tersebar melalui media massa yang kemudian diterima oleh pemuka
pendapat, informasi tersebut kemudian disebarkan kepada masyarakat.
c)
Model
komunikasi banyak tahap (Multi step flow model). Model ini menunjukkan adanya
banyak variasi dalam penyebaran informasi dari sumber kepada khalayak. Sebagai
khalayak memperoleh informasi langsung dari media massa sebagai sumber, mungkin
juga sebagai khalayak (penerima) mendapat informasi melalui berbagai tahap yang
harus dilalui setelah disebarkan oleh sumber informasi. Dalam proses difusi
inovasi, pada awalnya inovasi diadopsi, beberapa waktu kemudian inovasi tidak
lagi diterima keberadaannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pengguna tidak
puas terhadap hasil yang diperoleh setelah mengadopsi inovasi, atau telah
muncul suatu inovasi lain yang dinilai lebih baik untuk dilaksanakan.
Komunikasi adalah proses dimana partisipan
menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman
bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang
sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya
adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah
pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru
ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat
unsur dari proses komunikasi ini, meliputi: 1) inovasi
itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai
pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit
adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan
inovasi; dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses
difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru
(inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan
dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang
atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi
itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media channel);
dan 2) saluran antarpribadi (interpersonal channel). Media
massa dapat berupa radio, televisi, surat
kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat
menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran
antarpribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau
lebih individu.
Arus komunikasi massa di dalam proses keputusan inovasi , sumber
atau saluran komunikasi yang berfungsi pada masing-masing tahap berbeda .
saluran media massa terutama berfungsi sebagai pencipta pengetahuan , sedangkan
saluran antar pribadi berperan lebih penting dalam mempengaruhi seseorang untuk
menerima atau menolak inovasi. Pandangan ini dalam pernyataan asli model dua
tahap tidak ada, karena urutan waktu yang terlibat dalam proses pembuatan
keputusan diabaikan. Perbedaan sumber atau saluran dalam tahap pengetahuan dan
tahap persuasi ada , baik bagi tokoh masyarakat maupun pengikutnya. Jadi ,
tokoh masyarakat tidak hanya satu-satunnya orang yang menggunakan saluran media
massa seperti yang dinyatakan oleh model asli arus dua tahap
Model arus dua thap membantu mengarahkan perhatian kepada pertemuan
antara pengaruh media massa dan media antar pribadi. Ini berarti bahwa media
massa tidak begitu berkuasa dan langsung pengaruhnya seprti dianggap orang
sebelumnya. Bisa jadi orang mengetahui sesuatu ide baru apakah melalui media
massa atau melalui saluran antar pribadi dan kemudian terlibat dalam pertukaran
pesan itu dengan temen-temannya melalui tahap muka. Pandangan bahwa proses
komunikasi massa hanya terdiri dua tahap membatasi penganalisisan proses itu
sendiri .proses komunikasi massa mungkin mencakup lebih atau kurang dari dua tahap
itu sendiri. Dalam beberpa hal mungkin hanya satu tahap : media massa langsung
mempengaruhi si penerima. Dalam kasus lain mungkin media massa menyebabkan
terjadinnya proses komunikasi multi tahap.
2.4
Proses
Terjadinya Pengadopsian Inovasi
Inovasi berkaitan dengan aktivitas
penciptaan perubahan dan perbaikan. Perubahan bertujuan mengenalkan sesuatu
yang baru dengan menggantikan yang lama menuju ke suatu hal yang lebih baik.
Perubahan merupakan sebuah proses yang pasti terjadi,tujuannya adalah menyesuaikan atau survivedengan
perkembangan yang terjadi baik di dalam lingkungan internal maupun eksternal.
Inovasi membutuhkan peranan pemimpin atau tokoh masyarakat agar lebih cepat
diterima oleh suatu masyarakat.
2.5
Komponen
Sistem Sosial Dalam Penyebaran Inovasi
a) Saluran
Komunikasi
Perbedaan antara sumber
dan saluran, sumber ialah seseorang atau lembaga yang menciptakan suatu pesan
sedangkan saluran adalah alat dengan mana suatu pesan berpindah dari sumber
kepada penerima. Analog untuk saluran adalah sebuah perahu yang membawa muatan
(pesan) dari pelabuhan satu (sumber) ke pelabuhan lainnya (penerima)
b) Macam – Macam Saluran Komunikasi
1. Saluran interpersonal dan media massa
2. Saluran lokal dan saluran kosmopolit
Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan
pertemuan tatap muka (sumber dan penerima) antara dua orang atau lebih.Misalnya
rapat atau pertemuan kelompok, percakapan langsung, pembicaraan dari mulut ke
mulut, dsb.
Sedangkan saluran media massa adalah alat-alat
penyampai pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah
besar, yang dapat menembus batasan waktu dan ruang. Misalnya radio, televisi,
film, surat kabar, buku, dsb.
Saluran anatar pribadi disebut saluran lokalit
apabila kontak-kontak langsung itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja.Sedangkan saluran melalui
media massa sudah pasti bersifat kosmopolit.Sebaliknya saluran media massa dapat dipastikan bersifat
kosmopolit.
Masing-masing saluran memiliki karakteristik sendiri
dalam meneruskan pesan komunikasi. Perbedaan penting antara saluran media massa
dengan antar pribadi dapat digambarkan sebagai berikut:
Sifat-sifat
|
Saluran
antar pribadi
|
Saluran
media massa
|
|
|
|
|
|
1
|
Arus
pesan
|
Cenderung
dua arah
|
Cenderung
searah
|
|
|
|
|
2
|
Besarnya
kemungkinan umpan balik
|
Tinggi
|
Rendah
|
|
|
|
|
3
|
Konteks
komunikasi
|
Tatap
muka
|
Berperantara
|
|
|
|
|
4
|
Kemampuan
mengatasi seleksi luas
|
Tinggi,lambat
|
Rendah,
cepat
|
|
|
|
|
5
|
Akibat
yang mungkin terjadi
|
Pembentukan
dan perubahan sikap
|
Perubahan
pengetahuan
|
Dalam difusi inovasi saluran komunikasi memiliki karakter
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu dalam menggunakan
saluran komunikasi ini perlu mempertimbangkan berbagai hal. Hasil penelitian
Rogers dan Beal (1960) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa
prinsip sebagai berikut:
1)
Saluran komunikasi massa relatif
lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran antar pribadi (interpersonal)
relatif lebih penting pada tahap persuasi;
2)
Saluran kosmopolit lebih penting
pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap
persuasi.
3)
Saluran media masa relatif lebih
penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early
adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter); dan
4)
Saluran kosmopolit relatif lebih
penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early
adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter)
Pembedaan sifat tersebut tentu saja
masih dapat diperhalus lagi, misalnya antara bentuk media massa satu dengan
media massa lain mungkin ada sifat-sifat yang berbeda; radio memiliki keampuhan
tersendiri yang berbeda dengan yang dimiliki oleh media majalah, atau televise
dalam penyampaian pesan-pesan kepada penerima. Begitu pula halnya dengan
saluran interpersonal. Dengan memperhatikan perbedaan sifat itu, jika seseorang
ingin berhasil dalamkomunikasinya maka ia harus dapat memilih saluran yang
tepat yang sesuai dengan tujuan komunikasi, konteks pesan dan siapa
penerimanya.
2.6
Saluran
Komunikasi Dalam Proses Difusi
Difusi
adalah proses dimana inovasi tersebar ke dalam suatu sistem sosial. Pada intinya proses difusi adalah proses
keputusan untuk menerima atau menolaknya. Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan .
Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada
tahun 1964 melalui
bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations.
Ia mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan
melalui berbagai saluran dan
jangka waktu tertentu
dalam sebuah sistem sosial.
Penelitian yang ada menunjukkan ada
peranan berbeda yang dilakukan saluran komunikasi pada setiap tahapan keputusan
inovasi. Saluran komunikasi media massa lebih banyak dipergunakan pada tahap
pengenalan inovasi sedangkan saluran interpersonal lebih penting peranannya
pada tahap persuasi.
Di negara yang belum maju media
interpersonal agaknya masih memegang peranan penting dalam tahap pengenalan inovasi,
terutama saluran interpersonal yang kosmopolit. Kurang digunakannya saluran
media massa pada saat pengenalan di Negara yang belum maju itu mungkin karena
(1) kurang tersedianya media massa yang menjangkau audiens terutama warga
pedesaan, (2) tingginya tingkat “buta huruf” penduduk, dan (3) tidak relevannya
pesan-pesan yang dimuat media massa itu dengan kebutuhan masyarakat atau
mungkin media massa itu lebih dipandang sebagai media informasi. Karena kondisi yang demikian itulah, saluran
interpersonal kosmopolit menggantikan kedudukan media massa; anggota masyarakat
mengetahui atau mengenal suatu inovasi karena kontak mereka dengan agen pembaru
atau dari kunjungan orang luar ke desa itu atau sebaliknya.
2.7
Mengkombinasikan Saluran Interpersonal dengan Media
Massa
Saluran komunikasi interpersonal dan
media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan saluran media massa
dalam membawa pesan dan mempengaruhi audiens. Namun kombinasi dari keduanya
merupakan cara yang sangat efektif dalam memperkenalkan ide-ide baru dan
mempengaruhi penduduk untuk menggunakan
inovasi-inovasi tersebut. Pengkombinasian komunikasi interpersonal dengan media
massa disebut forum media, dimana
beberapa anggota masyarakat diorganisasikan dalam suatu kelompok yang bertemu
secara teratur untuk menerima program-program media massa dan mendiskusikan
isinya.
1) Forum media di beberapa Negara
Forum media semula dikembangkan di
Kanada dikalangan keluarga petani dan kemudian menyebar ke Negara-negara sedang
berkembang seperti India, Nigeria, Ghana, Malawi, Kosta Rika dan Brasil.
Beberapa bentuk forum media yang sudah dikenal anatara lain ialah “forum radio”
di India, “sekolah radiphonic” di Amerika Latin, “kelompok belajar” di RRC,
“telescula” di Itali dsb.
Forum radio di India membantu
petani-petani mengetahui inovasi-inovasi di bidang pertanian dan kesehatan dan
mendorong mereka untuk ,encoba ide-ide tersebut. Program-program radio
disiarkan dalam pertemuan anggota forum sebagai bahan diskusi kelompok.Forum
biasanya memberikan laporan umpan balik secara teratur mengenai
keputusan-keputusan yang mereka ambil dan pertanyaan-pertanyaan kepada stasiun
radio siaran. Dengan mempergunakan bentuk yang sama, UNESCO telah mensponsori
kelompok pemirsa televisi di Perancis dan Italia dan pemerintah India juga telah
mendirikan “teleclub” di beberapa desa. Yang terakhir ini media yang digunakan
adalah televisi.
Di Negara-negara maju forum media ini
terutama dipergunakan untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada audiens yang
maha besar.Dengan mengadakan penyesuaian seperlunya, forum-forum media itu
dapat dimanfaatkan untuk kampanye pendidikan atau politik.
2) Pengaruh forum media
Semua program forum media agaknya
efektif dalam membangkitkan dan menciptakan pengetahuan, membentuk dan merubah
sikap serta membuka kran untuk perubahan tingkah laku.
Mengapa media massa itu memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap seseorang jika mereka menjadi anggota forum
media? Jawabannya antara lain adalah:
1. Minta untuk mengahdiri dan
berpartisipasi didorong oleh adanya tekanan dan harapan masyarakat,
setidak-tidaknya kelompok (pendengar) itu sendiri. Ia tidak disenangi oleh
teman-temannya jika kurang rajin. Sebaliknya ia akan mendapat pujian jika besar
partisipasinya dalam kegiatan kelompok;
2. Perubahan sikap nampaknya lebih mungkin
terjadi jika seseorang berada dalam kelompok. Dan lagi keputusan kelompok akan
lebih mungkin diterima seseorang jika ia ikut serta dalam pembuatan keputusan.
Dengan bertemunya dalam kelompok dan pembahasan topic (inovasi) itu dengan
teman-teman, memungkinkan seseorang dengan cepat terbentuk sikapnya terhadap
inovasi yang disampaikan melalui media massa;
3. Mungkin pula besar pengaruh forum media
(misalnya kelompok pendengar) itu karena saluran ini masih baru dan
kredibilitasnya tinggi.
Forum media juga mengurangi kemungkinan
terjadinya “selective exposure” kecenderungan seseorang untuk menangkap atau
memperhatikan pesan-pesan komunikasi yang selaras dengan kebutuhan, sikap dan
kepercayaannya sehingga pesan-pesan yang tak berkaitan dengan dirinya akan
dilewatkan begitu saja, tidaj diperhatikan, Forum media juga mengurangi
kemungkinan terjadinya “selective perception” yakni kecenderungan seseorang
untuk menafsir pesan-pesan komunikasi menurut sikap dan keprcayaannya sendiri
atau berdasar pengetahuan dan pengalan yang ada padanya. Dengan forum media
agen pembaru dapat menghindari, atau setidak-tidaknya memperkecil kemungkinan
terjadunya pengabaian dan salah tafsir terhadap pesan-pesan pembangunan yang
telah ia sampaikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Inovasi adalah suatu ide, barang,
kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi diadakan untuk mencapai
tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Difusi didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama
jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat
dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide
baru. Disamping itu juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial
yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem
sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi.
Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota
sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok
informal, organisasi dan atau sub sistem.
3.2
Saran
Jika kita ingin inovasi cepat
diadopsi oleh masyarakat, hal pertama yang harus diperhatikan oleh kita adalah
difusi apa yang tepat digunakan untuk menyebarkan inovasi. Karena pada dasarnya
terdapat perbedaan dimasyarakat dalam mengadopsi atau menerima inovasi. Ada sekelompok
masyarakat yang cepat dalam menerima inovasi ada juga yang membutuhkan waktu
yang lama untuk menerima suatu inovasi.
DAFTAR RUJUKAN
Everett M. Rogers.1983.Diffusion of
Innovations. Third Edition, New York: The Free Press (Terjemah: Abdillah
Hanafi. 1994)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar