PEWARNA BATIK ALAMI LEBIH AMAN
Monday, 07 October 2013 13:11
MUTU: Perajin batik se Kota Batu, sedang mengikuti pelatihan
mutu warna batik alami di bimbing pemilik Sanggar Geta asal Madura, Yohan,
siang kemarin.
BATU- Pelatihan mutu pewarna batik alami dilakukan Sanggar Raja Wijaya Jalan
Desa Pandanrejo 2 Kecamatan Bumiaji, Senin kemarin. Acara diikuti oleh 20 orang
pengusaha batik asal Kota Batu yang digelar oleh Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu. Kain batik yang belakangan ini kian
berpotensi di pasaran itu, mendorong para pengusaha untuk berkomitmen
melestarikannya.
Namun demikian diperlukan terobosan baru dalam menciptakan corak batik, agar
secara total tak menggunakan pewarna dari bahan kimia. Kepala Diskoperindag
Kota Batu, M Chori mengatakan, pelatihan membatik sudah biasa, namun bila
pelatihan mutu pewarna alami baru kali kali dilakukan. ”Hal ini untuk
mengurangi bahan-bahan kimia yang digunakan saat pembuatan batik,” jelasnya
disela pelatihan.
Pemilik Sanggar Batik Geta asal Madura, Yohan ditunjuk menjadi fasilitator
untuk berbagi pengalaman membuat pewarna batik yang alami. ”Saya diminta
memberikan pengalaman kepada para perajin batik Kota Batu, dan dari informasi
yang didapat rata-rata perajin masih memakai bahan kimia untuk pewarnaan,”
ungkap pria berkacamata ini.
Menurutnya, pada warna alami dilakukan dengan pewarnaannya. Misal kain sebelum
dibatik lebih dahulu dimordan atau direbus menggunakan air yang dicampur tawas
yang selanjutnya siap diwarnai dan dicanting. Jika menggunakan pewarna alam,
bahan-bahannya pun tidak terlalu sulit didapat. Bisa memanfaatkan kulit pohon
mahoni, jambal, secang, daun jati, maupun daun mangga.
Hasilnya pun bisa dibandingkan dengan pewarna yang berasal dari bahan kimia.
Penggunaan pemarna alami pun aman bagi kulit, sedangkan warna bahan kimia dapat
menyebabkan kulit bengkak maupun luka, bahkan bila kena mata bisa menyebabkan
buta. ” Saya lebih suka menggunakan pewarna alami, karena selain aman
bahan-bahannya pun purah dan mudah didapat. Sedangkan teman teman saya yang
pakai pewarna bahan kimia, tangannya terlihat bengkak,” urai pria yang kerap
mendapat pesanan kain batik dari luar negeri ini.
Di kesempatan itu, dia juga mengajari cara pembuatan pewarna alami. Misalnya,
untuk menghasilkan warna merah bahannya menggunakan kulit secang, kulit mahoni,
dan jambal. Bahan bahan tersebut diekstrak lalu difermentasikan selama sebulan.
”Jangan lupa dicampur dengan kapur, agar tidak mudah luntur warnanya,”
terangnya kepada Malang Post. (mik/lyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar