AGEN PEMBAHARU

AGEN PEMBAHARU

Sabtu, 30 November 2013

CONTOH PELATIHAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

PEWARNA BATIK ALAMI LEBIH AMAN
Monday, 07 October 2013 13:11

MUTU: Perajin batik se Kota Batu, sedang mengikuti pelatihan mutu warna batik alami di bimbing pemilik Sanggar Geta asal Madura, Yohan, siang kemarin.

BATU- Pelatihan mutu pewarna batik alami dilakukan Sanggar Raja Wijaya Jalan Desa Pandanrejo 2 Kecamatan Bumiaji, Senin kemarin. Acara diikuti oleh 20 orang pengusaha batik asal Kota Batu yang digelar oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu. Kain batik yang belakangan ini kian berpotensi di pasaran itu, mendorong para pengusaha untuk berkomitmen melestarikannya.
Namun demikian diperlukan terobosan baru dalam menciptakan corak batik, agar secara total tak menggunakan pewarna dari bahan kimia. Kepala Diskoperindag Kota Batu, M Chori mengatakan, pelatihan membatik sudah biasa, namun bila pelatihan mutu pewarna alami baru kali kali dilakukan. ”Hal ini untuk mengurangi bahan-bahan kimia yang digunakan saat pembuatan batik,” jelasnya disela pelatihan.
Pemilik Sanggar Batik Geta asal Madura, Yohan ditunjuk menjadi fasilitator untuk berbagi pengalaman membuat pewarna batik yang alami. ”Saya diminta memberikan pengalaman kepada para perajin batik Kota Batu, dan dari informasi yang didapat rata-rata perajin masih memakai bahan kimia untuk pewarnaan,” ungkap pria berkacamata ini.
Menurutnya, pada warna alami dilakukan dengan pewarnaannya. Misal kain sebelum dibatik lebih dahulu dimordan atau direbus menggunakan air yang dicampur tawas yang selanjutnya siap diwarnai dan dicanting. Jika menggunakan pewarna alam, bahan-bahannya pun tidak terlalu sulit didapat. Bisa memanfaatkan kulit pohon mahoni, jambal, secang, daun jati, maupun daun mangga.
Hasilnya pun bisa dibandingkan dengan pewarna yang berasal dari bahan kimia. Penggunaan pemarna alami pun aman bagi kulit, sedangkan warna bahan kimia dapat menyebabkan kulit bengkak maupun luka, bahkan bila kena mata bisa menyebabkan buta. ” Saya lebih suka menggunakan pewarna alami, karena selain aman bahan-bahannya pun purah dan mudah didapat. Sedangkan teman teman saya yang pakai pewarna bahan kimia, tangannya terlihat bengkak,” urai pria yang kerap mendapat pesanan kain batik dari luar negeri ini.
Di kesempatan itu, dia juga mengajari cara pembuatan pewarna alami. Misalnya, untuk menghasilkan warna merah bahannya menggunakan kulit secang, kulit mahoni, dan jambal. Bahan bahan tersebut diekstrak lalu difermentasikan selama sebulan. ”Jangan lupa dicampur dengan kapur, agar tidak mudah luntur warnanya,” terangnya kepada Malang Post. (mik/lyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar